Minggu, 20 Maret 2011

Air Mata, Sebuah Filosofi tentang Manusia Ideal untuk Lingkungannya

Banyak orang bertanya, sebagai seorang manusia, aku harus menjadi manusia yang seperti apa? Apakah aku harus menjadi seorang manusia yang besar dan memiliki pengaruh yang kuat? Ataukah aku hanya harus menjadi manusia yang pasif dan hanya mengikuti arus, mencari posisi nyaman dan tidak berani untuk keluar?

Saya memiliki jawaban tersendiri tentang bagaimana menjadi seorang manusia di dalam sebuah lingkungan yang kompleks ini. Lingkungan yang kompleks itu bisa masyarakat sekitar atau Indonesia secara khusus dan dunia pada umumnya. Namun pada intinya adalah sama, yakni sebuah keadaan yang tidak sederhana dan penuh dengan perbedaan di dalamnya yang seringkali menimbulkan permasalahan.

Manusia ideal

Menjadi manusia ideal pastinya adalah dambaan setiap orang di muka bumi ini. Tentunya, setiap orang mempunyai standar tersendiri bagaimana ia bisa menjadi manusia ideal. Saya pun juga mempunyai standar tersendiri perihal paham manusia ideal yang saya anut. Filosofi yang saya berikan adalah filosofi air mata.

Sebagai seorang manusia, tentunya kita mempunyai apa itu yang disebut dengan kelenjar air mata. Kelenjar air mata inilah yang dengan terus menghasilkan air mata. Dengan begitu, mata kita tidak akan kering dan mampu untuk melihat betapa indah atau buruknya dunia ini.

Apakah kelenjar air mata itu terlihat? Tidak sama sekali jika kita dalam keadaan manusia normal. Lain halnya ketika bagian tubuh kita dipotong-potong dan kemudian ada yang begitu penasaran hendak melihat bagaimana kelenjar air mata itu.

Kelenjar air mata secara langsung tidak akan pernah terlihat, begitu pula air matanya. Namun, yang membedakan air mata dan kelenjarnya adalah air mata itu sesekali akan dapat dengan jelas terlihat. Misalnya saat kita terlampau senang, maka tanpa disadari kita akan menangis. Begitu juga ketika kita sedang sedih, maka kita akan dengan segera menangis dan mengeluarkan air mata kita.

Kita bisa melihat betapa pentingnya fungsi dari air mata itu sendiri. ia bisa menenangkan di saat kita sedih, kita bisa mengeluarkan unek-unek kita dengan menangis. Di satu sisi, ia juga mampu memuncakkan segala kegembiraan kita dengan sebuah perasaan terharu. Di samping itu, ia bersama kelenjar air mata adalah pelengkap dari keseluruhan tubuh yang kompleks.

Manusia ideal, hemat saya, adalah seperti air mata tersebut. Ia tidak harus selalu terlihat dari luar. Meskipun manusia ini kecil, dianggap orang tidak berguna, dan lain sebagainya, namun ingatlah bahwa manusia sekecil apapun pada hakekatnya telah melengkapi sebuah sistem yang kompleks.

Tanpa adanya air mata, maka tubuh manusia itu bisa dianggap tidak normal. Begitu pula dengan kita. Kita harus bisa menyugestikan diri kita bahwa lingkungan yang kompleks ini tanpa kehadiran kita adalah sebuah lingkungan yang tidak normal. Sekecil dan setidak berharga apapun kita di mata orang, kita harus bisa meyakinkan diri kita bahwa tanpa kita, lingkungan ini tidak akan pernah lengkap.

Lalu, sebagai manusia ideal, apa yang seharusnya kita perbuat?

Berdasarkan filosofi air mata, maka apa yang harus kita perbuat adalah memuncakkan kegembiraan dan menjadi penenang saat terjadi kekacauan atau kesedihan dalam lingkungan kita.

Ketika lingkungan yang kompleks ini dalam keadaan yang sukses, maka kita juga harus terus ikut mendorong kesuksesan tersebut dan jangan dibiarkan terbengkalai. Begitu pula sebaliknya. Ketika lingkungan ini sedang dalam keadaan yang sulit, kita harus mampu muncul untuk menjadi seorang penenang.

Kita memang tidak harus terus terlihat dari luar. Kita juga tidak harus terus menjadi orang yang berpengaruh secara dominan terhadap sistem ini. Berdasarkan filosofi yang saya buat ini, kita hanya perlu untuk menjadi seorang yang biarpun kecil dan sering tidak dianggap, namun mampu untuk memuncakkan kesenangan dan juga meredakan kekacauan serta menjadi penenang di kala kesedihan pada sistem ini muncul. Karena diri kita yang kecil ini, kita perlu untuk meyakinkan diri kita bahwa lingkungan tanpa kehadiran kita adalah sebuah lingkungan yang tidak lengkap. Dengan begitu, kita akan dengan sendirinya mampu untuk menjadi manusia ideal dalam lingkungan sekitar kita.
GENESIS ( GENErasi ISlam )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar